Diary random the king of kerajaan antah berantah, Consli!

Saturday, May 11, 2019

Kenali Potensi Kemampuan Dalam Berprestasi dan Meniti Karir

Secara konsep, motivasi adalah konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memulai dan mengarahkan perilaku.

Digunakannya konsep ini adalah untuk menjelaskan, bahwa individu sesesorang dengan orang lain mempunyai perbedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku, dimana perilaku yang lebih bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih kuat.

Dicontohkan..

2 (dua) orang mahasiswa yang kita amati, rajin  datang kekampus. Dan kita menduga bahwa kedua mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa teladan dalam urusan akademik, Indeks Prestasi Akademik (IPK) mereka pasti tinggi. Dugaan kita bahwa, kedua mahasiswa tersebut mempunyai motivasi yang sama, sehingga menghasilkan perilaku yang sama.

Namun dugaan itu ternyata tidak benar, seperti dijelaskan diatas bahwa individu-individu mempunyai keinginan dan kebutuhan yang berbeda dan ini yang membuat perilaku berbeda.

Contoh 2 mahasiswa tersebut, terlihat rajin sama-sama datang ke kampus, namun setelah kita amati dengan cermat ternyata ada perbedaan yang mendasar dari perilaku yang ditampilkannya.

Individu mahasiswa yang pertama, melalui pengamatan yang mendalam Ia seorang mahasiswa yang rajin kuliah dan mempunyai IPK tinggi. Ia mempunyai tujuan, mempunyai visi dan misi yang jelas  serta target yang ditetapkan dalam menempuh pendidikan tinggi.

Ia mempunyai motivasi yang kuat untuk berprestasi, dengan perilaku yang ditunjukkan sehari-hari didalam kampus dan lingkungan rumahnya, ini yang dikatakan motivasi berprestasi (dorongan positif untuk prestasi).

Sedangkan individu mahasiswa yang kedua, bertolak belakang perilakunya dibandingkan dengan mahasiswa pertama, setiap hari datang ke kampus namun apa yang dikerjakan 80% tidak berkaitan dengan akademik yang ditetapkan.

Kuliah jarang masuk, 80% kuliah di kantin, kondisi seperti ini dapat dipastikan ia tidak mempunyai tujuan yang jelas, visi – misi tidak ada, apa lagi menetapkan target untuk dapat menyelesaikan kuliah dengan IPK yang tinggi.

Mahasiswa tersebut digolongkan, tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk berprestasi (dorongan negatif untuk prestasi).

Dari contoh diatas jelas, bahwa kita harus selalu hati-hati membuat kesimpulan tentang motivasi. Jika lebih banyak dapat informasi yang kita kumpulkan, maka kesimpulan kita akan lebih tepat karena kita mempunyai data dan keahlian dalam mengamati perubahan perilaku yang ditampilkan.

Hal ini berguna bagi individu dalam menjaga prestasi yang sesuai dengan tujuan dan target yang telah ditetapkan.

Seorang mahasiswa harus paham betul akan hal itu, bahwa Ia berada dalam lingkungan yang dinamis dalam perubahan-perubahan, tuntutan prestasi sangat diperhatikan dalam lingkungan ini. Ia harus mempelajari perubahan lingkungan yang ada, harus mencari informasi yang berguna untuk mencapai tujuan dan target kuliah.

Seorang mahasiswa harus bisa mengukur antara target yang ditetapkan dengan kemampuan yang ada. Kalau ia bisa menjaga keseimbangan tersebut, maka tujuan akan tercapai melalui target prestasi yang telah ditetapkan.

Dengan demikian pemahaman motivasi berprestasi merupakan suatu keharusan bagi individu yang ingin berhasil, apakah dia pekerja, pengusaha, mahasiswa atau pegawai negeri sekalipun. Karena atas dasar pemahaman itu individu akan berhasil dalam mencapai tujuan dari target yang ditetapkan.

Dapat disimpulkan bahwa, permasalahan yang mendasar dalam pemahaman motivasi berprestasi adalah, bagaimana menetapkan tujuan dan target. Banyak organisasi, individu, pekerja, atau mahasiswa lemah dalam menetapkan tujuan dan target tersebut.

Apalagi mahasiswa baru, dalam benaknya masih terbelenggu oleh kondisi dan situasi proses belajar mengajar di SMU (Sekolah Menengah Umum). Gunung es yang berada di benaknya perlu dicairkan, diperlukan pencerahan berupa kegiatan atau program yang tepat sasaran dari pihak perguruan tinggi.

Kegiatan Orientasi Studi, Perkuliahan Semester Pendek awal (SPA) merupakan salah satu program yang dimaksudkan untuk itu.

Penetapan Tujuan


Mahasiwa baru pertama kali Ia memandang   perguruan tinggi, yang dilihat adalah kemegahan gedung dan prasarananya serta kegiatan-kegiatan ekstra-kurikuler.

Prasarana akademik, buku-buku perpustakaan dilihatnya mungkin yang kesekian, dan suatu kenyataan hampir 80% mahasiswa baru tersebut melihat Laboraturium, perpustakaan, tenaga pengajar, majalah ilmiah serta  penunjang akademik lainnya, menjadi perhatiannya setelah mereka berada di semester 2 keatas, padahal sarana akademik itu yang menjadi kebutuhan dasar dalam mencapai tujuan dan prestasi yang diinginkan.

Penetapan tujuan dan sasaran, perlu menjadi prioritas utama dan diinformasikan kepada orang tua, saudara serta kerabat, sebagai alat kontrol dalam menempuh jenjang pendidikan.

Salah satu keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target yang dicapai, karena adanya kontrol yang dilakukan, terutama dari pihak keluarga. Disamping itu penetapan tujuan, sasaran dan target perlu dikonsultasikan dengan orang tua.

Hal ini menyangkut masalah biaya, waktu, dan pengorbanan lainnya. Seorang mahasiswa harus bisa meyakinkan, apa yang dilakukan dan dikerjakan merupakan sasaran serta target yang ingin dicapai, dan apabila ini dilakukan sejak awal kuliah maka hambatan-hambatan yang kemungkinan muncul dapat diprediksi sebelumnya.

Dari pengamatan para pendidik dan pengajar, banyak individu mahasiswa tidak melakukan hal tersebut. Kuliah yang yang diikuti hanya sekedar kewajiban terhadap orang tua atau penyandang dana.

Dan yang sangat memprihatinkan, kuliah yang diikuti hanya karena gengsi, teman, serta ikut-ikutan, dengan alasan dari pada nganggur?. Tingkat keberhasilan dapat diperkirakan dari kondisi diatas, berapa yang putus kuliah ditengah jalan?, berapa lama kuliah ditempuh ?, dan  berapa besar dana yang dibuang percuma dari kondisi itu ?.

Data statistik Universitas Esa Unggul menunjukkan,  tingkat putus kuliah mahasiswa baru (baru lulus SMU) mencapai 30%, setelah mereka mengikuti rata-rata setengah jalan dari jenjang pendidikan yang diprogramkan.

Dan hampir dipastikan, kebanyakan dari 30% tersebut, mereka tidak mempersiapkan target, sasaran dan tujuan dengan jelas (Seperti contoh diatas). Inilah pentingnya mahasiswa dalam menetapkan tujuan dan sasaran, berikut targetnya dengan jelas.

Tujuan umum yang ditetapkan berupa kelulusan, kelulusan bukan hanya sekedar lulus tapi lulus dengan IPK yang tinggi dan dapat dipertanggung jawabkan secara akademik. Sedangkan tujuan strategiknya, selain lulus dengan IPK tinggi juga dibutuhkan keterampilan penunjang yang tinggi.

Untuk mengarah kesana diperlukan persiapan dan  dikonsultasikan dengan orang tua atau penyandang dana, karena menyangkut masalah biaya.